Kemensos Dorong Pengusaha Pekerjakan Penyandang Disabilitas
Kemensos Dorong Pengusaha Pekerjakan Penyandang Disabilitas – Balai Besar Rehabilitasi Vokasional Bina Daksa (BBRVBD) Cibinong menggali potensi para penyandang disabilitas yang menjadi peserta didik. Di balai pelatihan itu, telah dirintis kurikulum berorientasi pasar kerja dan wiraswasta.
Beberapa materi dalam kurikulum itu seperti komputer, fotografi, disainer dan kompetensi menjadi pengusaha garmen. Dari rintisan kurikulum di BBRVD ini, diharapkan dapat mendorong peserta didik BBRVD mampu memenuhi kebutuhan pasar kerja yang perkembangannya semakin dinamis,” ujar Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa, di Jakarta.
Khofifah mengharapkan, sosialisasi kurikulum sekolah vokasi ini dapat meningkatkan ketertarikan para pengusaha untuk mempekerjakan para penyandang disabilitas. Alasannya, penyandang disabilitas juga memiliki kemampuan cukup sesuai dengan dunia kerja.
Diketahui, Kementerian Sosial (Kemensos) telah mengundang perwakilan dari sekitar 90 perusahaan guna menyosialisasikan potensi kecakapan bekerja penyandang disabilitas. Para pengusaha juga didorong agar bisa menyerap tenaga kerja dari kalangan kaum disabilitas.
“Sudah ada satu perusahaan yang telah mempekerjakan sekitar seribu disabilitas. Ini bisa dicontoh perusahaan lainnya,” pungkasnya.
Menteri Perindustrian (Menperin), Airlangga Hartarto mengatakan, peluang kerja di industri bukan hanya untuk masyarakat yang memiliki kelengkapan atau kesempurnaan fisik, tetapi juga dapat diisi oleh penyandang disabilitas. Kemperin bersama Kementerian Sosial (Kemsos) telah membuka diklat sistem 3 in 1 bagi 268 penyandang disabilitas di wilayah Solo, yang seluruhnya akan diserap oleh 11 perusahaan. Diklat serupa juga dilakukan bagi penyandang disabilitas di Jatim.
“Sebanyak 50 penyandang disabilitas yang ikut program 3 in 1 ini kini sudah diserap dan bekerja di PT Pradipta Perkasa Makmur di Jombang,” katanya usai Peluncuran Kerjasama Pendidikan Vokasi antara Kemperin dengan pelaku industri dan SMK di Jawa Timur di Kawasan Industri Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER).
Menurut Airlangga, terserapnya penyandang disabilitas yang ikut dalam program 3 in 1 menunjukkan kinerja penyandang disabilitas di industri tidak kalah dibanding masyarakat umum, sehingga semakin banyak perusahaan yang memberikan kesempatan kerja. Selama ini perusahaan yang menyerap penyandang disabilitas bergerak di industri alas kaki, kerajinan, tekstil dan elektronik.
“Kami akan mendorong perusahaan industri lainnya dapat membuka peluang kerja bagi para penyandang disabilitas sesuai dengan bidang pekerjaan yang bisa dilakukan. Kemperin akan memfasilitasi pelatihan untuk pembekalan kompetensinya. Meskipun kami menyediakan fasilitas untuk 72 orang, Tetapi kami membuka sebanyak-banyaknya peluang bagi penyandang disabilitas termasuk memberi dukungan bagi perusahaan yang menyerapnya,” kata Airlangga.
Airlangga menambahkan, Kemperin dan Kemkeu sudah menyelesaikan bahasan melalui ratas (rapat terbatas) tentang insentif pajak kepada perusahaan yang mau menjalankan link and match serta 3 in 1.
“Saat ini untuk aturan itu kita akan bawa ke DPR karena Undang-undangnya harus dibicarakan dengan DPR. Kita harapkan secepatnya selesai,” kata Airlangga.